Ini saya share Tugas Bahasa Indonesia tentang "KUTIPAN", yg saya searching di google kemudian dari beberapa sumber tersebut saya satukan.. Jangan COPAS Mentah2 yaah.. tapi di baca dulu.. di mengerti, di tambahin lagi materinya..hehe.....selamat menikmati ~ semoga bermanfaat ~
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Kutipan.
Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Jakarta, Desember 2013
Marlina Anwari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................1
DAFTAR ISI
…………………………….....………….........………….2
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang …………........................……………….............………3
BAB II : KUTIPAN
A.
Definisi
Kutipan ………………………….......................………..5
B.
Fungsi
Kutipan...............................................................................6
C.
Jenis
Kutipan..................................................................................7
D.
Cara
Mengutip...............................................................................8
E.
Prinsip-prinsip
Mengutip.................................................................9
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan dan Saran..............................................................................13
SUMBER …………………………………………...............................14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengutip adalah suatu
hal yang tidak bisa kita hindari dalam menulis sebuah karya ilmiah. Karena,
sangat membuang waktu bila sebuah kebenaran yang telah diselidiki dan
dibuktikan oleh seorang ahli dan sudah dimuat secara luas dalam sebuah buku
atau majalah, harus diselidiki kembali oleh seorang penulis untuk menemukan
kesimpulan yang sama. Di samping itu dalam keadaan tertentu seorang penulis
karya ilmiah tidak punya waktu untuk menyelidiki suatu segi kecil dari
tulisannya secara mendalam. Maka, penulis cukup mengutip pendapat yang
dianggapnya benar itu dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca, sehingga
pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber aslinya.
Meskipun kutipan atas
pendapat seorang ahli diperkenankan, namun kutipan yang terlampau banyak, dapat
menyeret seorang penulis pada tuduhan kalau ia melakukan plagiat. Penulis harus
bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya
karangannya tidak dianggap sebagai suatu himpunan dari berbagai macam pendapat.
Sebaliknya, jika
penulis tidak mengutip sama sekali, akan dipertanyakan apakah seluruh gagasan,
informasi, fakta, serta temuan yang ditulisnya benar merupakan gagasan
orisinalnya?
Sebuah karya ilmiah
sebaiknya garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang
dibuat merupakan pendapat penulis sendiri, sedangkan kutipan-kutipan hanya
berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.
Sebagai mahasiswa,
menulis karya ilmiah seperti makalah adalah sebuah tuntutan untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan oleh dosen. Selain itu kita juga dilatih untuk
membuat makalah yang baik dan benar agar nantinya dalam memenuhi tugas akhir
(skripsi) tidak banyak terjadi kesalahan disana-sini terkait dengan metodologi
penulisannya.
Untuk itu, demi
menghindari pelanggaran hak cipta dan dengan mempertimbangkan etika dalam
penulisan karya ilmiah, penulis perlu mengetahui tentang kaidah-kaidah dalam
mengutip. Dalam makalah ini akan dipaparkan definisi, fungsi kutipan dan
prinsip-prinsip mengutip.
BAB II
KUTIPAN
A.
Definisi Kutipan
Dalam
penulisan-penulisan ilmiah − baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya
tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi− seringkali dipergunakan
kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang
dikatakan.
Kutipan adalah
pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang
yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Selain
itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media
elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai
pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan
atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat.
Plagiat adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.
Kutipan ditulis
untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan
sumber penulisan.
Kutipan
merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya ilmiah. Dalam
penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap penulis karya
ilmiah tanpa kecuali.
Dengan
menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk
menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain,
penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
B.
Fungsi Kutipan
Fungsi kutipan diantaranya :
1. Sebagai
landasan teori.
2. Penguat
pendapat penulis.
3. Penjelasan
suatu uraian.
4. Bahan
bukti untuk menunjang pendapat itu.
Penulisan kutipan berfungsi:
1.
Untuk menunjang fakta,
konsep, gagasan atau untuk memberikan informasi tentang sumber data, gagasan
dan lain-lain yang relevan.
2.
Untuk memberikan
penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam teks atau
untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.
Selain fungsi di atas, kutipan juga
memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Menunjukkan kualitas
ilmiah yang lebih tinggi.
2. Menunjukkan
kecermatan yang lebih akurat.
3. Memudahkan
penilaian penggunaan sumber dana.
4. Memudahkan
pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5. Mencegah
pengulangan penulisan data pustaka.
6. Meningkatkan
estetika penulisan.
7.
Memudahkan peninjauan
kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang
terkait dengan data pustaka.
Sedangkan fungsi utama
kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran
yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari
literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara
yakni, pada teks atau menjadi bagian catatan kaki.
Peletakan pada catatan
akhir (endnote) umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya
penjelasan yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.
Hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam mengutip, diantaranya :
1. Penulis
mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.
- Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
- Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
- Jangan terlalu bnayak mempergunakan kutipan langsung.
- Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.
C. Jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan,
antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung.
1.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
Contoh :
Ratnawati (2006:148) menegaskan
bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa
PDI-P leading di Kabupaten Bantul”
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain.
Contoh :
Sistem distrik dan sistem
proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum yang paling populer, yang
masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem
distrik, jumlah pemenangn yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu
orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili
suatu daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan
suaranya (Budiardjo 1982:4).
D. Cara Mengutip
Cara-cara mengutip, yaitu:
1.
Kutipan langsung yang
tidak lebih dari empat baris,
Caranya:
a.
Kutipan itu
diintegrasikan langsung dengan teks;
b.
Jarak antara baris
dengan baris dua spasi;
c.
Kutipan itu diapit
dengan tanda kutip;
d.
Sesudah kutipan selesai,
diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung
ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
terdapat kutipan itu.
2.
Kutipan langsung yang
lebih dari empat baris,
Caranya:
a.
Kutipan itu dipisahkan
dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
b.
Jarak antara baris
dengan baris kutipan satu spasi;
c.
Kutipan boleh atau tidak
diapit dengan tanda kutip;
d.
Sesudah kutipan selesai
diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung
ditempatkan nama singkat pengarang, thun terbit, dan nomor halaman tempat
terdapat kutipan itu.
3.
Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tak
langsung biasanya inti sari pendapat itu yang dikemukakan. Oleh karena itu
tidak boleh mempergunakan kutipan
Syarat-syarat yang harus
diperhatikan:
a.
Kutipan itu
diintegrasikan dengan teks;
b.
Jarak antar baris dua
spasi;
c.
Kutipan tidak diapit
dengan tanda kutip;
d.
Sesudah dikutip diberi
nomor penunjukkan, atau memberi keterangan tentang di dalam kurung.
4.
Kutipan pada catatan
kaki
Kutipan selalu
ditempatkan dalam spasi rapat, biarpun kutipan itu singkat saja dan memakai
tanda kutip tepat seperti teks aslinya.
5.
Kutipan atas ucapan
lisan
Jika penulis ingin
mengutip ucapan-ucapan lisan dari seseorang, sebaiknya diperlihatkan terlebih
dahulu naskah kutipan itu kepada yang memberi keterangan guna pengesahannya.
E. Prinsip-prinsip
Mengutip
Dalam mengutip kita
harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan
penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:
1.
Jangan mengadakan
perubahan
Pada
waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau
teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan
perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang
jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam naskah asli tidak
ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf miring (kursif)
atau digaris-bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata atau bagian
kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf miring, atau diregangkan.
Pertimbangan untuk merubah teknik itu bisa bermacam-macam untuk memberi
aksentuasi, contoh, pertentangan dan sebagainya.
Dalam
hal yang demikian penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi
empat [. . .] bahwa perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak
ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya
berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].
2.
Bila ada kesalahan
Bila
dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan
maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki
kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula
halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam
hal ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan
perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu
dapat ditempatkan sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda
kurung segi empat [. . .] seperti halnya dengan perubahan teknik sebagai telah
dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu langsung
ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi catatan,
atau yang tidak disetujui itu. Misalnya, kalau kita tidak setuju dengan bagian
itu, maka biasanya diberi catatan singkat: [sic!] –kata sic! yang
ditempatkan dalam kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang
terdapat dalam naskah aslinya.
Contoh
:
“Demikian
juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selalu berusaha
mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic! ] sentral/distribusi
yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”
Kata
makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya makna.
Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. Ia
harus memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia sekedar mengutip sesuai
dengan teks aslinya.
Untuk
karya-karya ilmiah penggunaan sic! Dalam tanda kurung segi empat yang
ditempatkan langsung di belakang kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan
lebih mantap.
3.
Menghilangkan bagian
kutipan
Dalam
kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan
syarat bahwa penghilangan bagian itu boleh mengakibatkan perubahan makna
aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan
mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika unsur yang dihilangkan itu
terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu ditambahkan
sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang dihilangkan itu
terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan
titik-titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Dalam hal ini sama sekali
tidak diperkenankan untuk menggunakan garis penghubung [ - ] sebagai pengganti
titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu –baik pada awal kutipan
maupun pada akhir kutipan- harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab unsur yang
dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.
Contoh
:
Hal
ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat, tetapi
juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrodt: “… in
primitieve streken is werkzaamheid van het hoofd met betrekking tot de
godsdienst een zijner voornaamste functies en de rechspraak, op bovenbedoelde
wijze opgevat, word teen ten deele religiuze verricthing, die het magisch
evenwicht der gemeenschap herstellen moet.”
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kutipan
merupakan salah satu kelengkapan dalam penulisan makalah yang dapat memberikan
penegasan bahwa suatu karya baik makalah ataupun karya ilmiah yang ditulis atau
disusun oleh penulis tidak sepenuhnya dari pendapat, gagasan, dan materi dari
pribadi penulis, melainkan meminjam atau mengambil sumber lain baik dari buku
atau media lain untuk mendukung materi dan gagasan dari penulis. Dari kutipan
tersebut maka suatu karya atau tulisan dapat diketahui dan dicari kebenarannya.
Itulah hakikat dari fungsi kutipan dan penulisan kutipan dalam suatu karya
ilmiah.
Adapun dalam
penulisan kutipan mempunyai prinsip yang harus diperhatikan agar sesuai dengan
EYD dan tidak mengabaikan suatu sumber yang telah dikutip.
B.
Saran-saran
Dengan memahami
definisi, fungsi dan prinsip-prinsip dalam penulisan kutipan diharapkan penulis
dalam menulis atau menyusun suatu karya sesuai dengan kaidah yang baik dan
benar. Setidaknya, dalam penulisan makalah ataupun karya lain, penulis dapat
menghindari sifat plagiat yang dapat merugikan orang lain serta dengan adanya
kutipan pembaca dapat lebih mudah untuk mencari kebenaran dari karya tersebut
dengan merujuk kepada sumber yang telah dikutip.
SUMBER
http://inainuinanu.blogspot.com/2012/03/makalah-b-indonesia-kutipan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar